1. Seperti Apakah Itu Organisasi?
Organisasi
merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem,
diantara mana subsistem
manusia yang mungkin merupakan
subsistem terpenting dan dimana
terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran
atau tujuan–tujuan organisasi
yang bersangkutan. Organisasi dibentuk oleh manusia untuk memenuhi aneka ragam kebutuhannya seperti
kebutuhan emosionalnya, kebutuhan spiritualnya, kebutuhan intelektualnya, kebutuhan ekonominya, kebutuhan politiknya, dan sebaiknya.
Pada dasarnya organisasi memiliki
ciri yang mendasar yakni adanya
orang-orang dalam arti lebih dari satu orang, ada kerja sama dan ada tujuan.
Perbedaan
pandangan antara
mahasiswa tentang organisasi merupakan
hal menarik untuk diketahui apakah
benar organisasi berpengaruh buruk
terhadap prestasi belajar
mahasiswa atau malah
sebaliknya organisasi membawa
dampak baik terhadap prestasi
belajar mahasiswa.
Nah
ini justru merupakan suatu hal pembahasan yang dapat mengangkat pola pemikiran
teman-teman dalam menanggapi hal seperti itu. Jadi setidaknya yang perlu kita
pikirkan untuk di kalangan Mahasiswa saat
ini bahwa perjalanan sebagai mahasiswa itu kita ditujukan pada 3 pilihan antara
menjadi seorang Mahasiswa Organisatoris atau Mahasiswa Akademisi atau Jika kita
dapat menekuni keduanya Kita sudah dapat dikatakan Mahasiswa Luar Biasa. Tak
ada yang tidak mungkin dari Ketiga pilihan tersebut.
Setiap
pilihan pastinya ada dampak yang dirasakan jika kita tekuni dan kita dalami, Kita
sebagai manusia bagaikan mengendarai sebuah pesawat,Ada rute atau tujuan
masing-masing kemana arah tujuan kita ingin singgahi, bahkan bukan hanya singgah tapi lebih untuk
memperdalam dan menetap dalam mencari
sesuatu yang besar dari tujuan itu.
“Menurut Herzberg (2012)Teori yang dikembangkannya
dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan
faktor hygieneatau “pemeliharaan”.Menurut teori ini yang dimaksud faktor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik,
yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan
faktor hygieneatau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik
yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang.Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih,
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan
faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang
dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan
seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh
para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi,
kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku”
2. Seberapa Pentingkah Itu Organisasi?
Betapa pentingnya organisasi tidak mampu
kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya
kita hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk
berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan
tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat kumpulan orang
yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan. Organisasi juga merupakan ajang
tontonan bagi diri atau bahkan Ajang pertunjukan bahwa kita mampu mengutarakan
segala apa yang menjadi kebutuhan dalam organisasi tersebut.
Mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi,
merupakan aset bagi pembangunan Nasional. Jika Tokoh nasional dan kaum tua
berseteru politik, kerukunan Nasional terancam, maka kaum muda wajib hukumnya
menjadi Pelopor toleransi. Kalau saat muda saja berpikiran sempit dan tergiur
politik praktis, bagaimana kalau sudah tua?
Di mana-mana di kota besar, pengaruh budaya Arab
bersaing ketat dengan style Urban dari Korea Selatan. Pertarungan hegemoni
tidak selalu berhadap-hadapan, beberapa muncul dalam bentuk gadis-gadis
bercadar ala Arab berjalan-jalan di Mall, tapi yang ditonton film Korea,
sebelum pulang menyempatkan diri membeli baju adat Korea.
Persoalan seseorang memakai apa, menonton atau memakan
apa, memang urusan Dia sendiri. Termasuk menguatnya pengaruh Arabisasi, juga
merupakan hak individu tersebut bila memilih budaya asing. Akan tetapi, Saya
mau bertanya, kalau Anak Indonesia saja keranjingan budaya bangsa lain, lalu
yang mencintai budaya lokal kita siapa?
HAHAHAHAHAHA!!!!
3. Bagaimanakah peran yang ditunjukkan Mahasiswa "Zaman Now" demi kemajuan bangsa?
Inilah dampak tren budaya yang diistilahkan “Anak
Zaman Now” segala yang dilihat diikuti tanpa dilihat apakah hal
itu bermanfaat buat kemajuan diri kita atau tak bermanfaat buat diri pribadi. Model mahasiswa seperti apakah yang
harusnya hadir di "Zaman Now" untuk memperbaiki itu semua?
Pertanyaan Seperti Inilah yang muncul dipemikiran kita
saat ini, Semua hal ini dipengaruhi dengan banyaknya aplikasi game dan hiburan
seperti hari ini, dan ditunjang jendela dunia yang dapat diakses dalam
genggaman, Saya tidak tahu apakah mahasiswa jaman sekarang kecenderungannya
makin rajin membaca atau justru makin tidak serius dalam belajar. Seandainya
saja mereka sadar, semua Agama pasti meminjam baju budaya untuk dapat
diimplementasikan.
Menjadi mahasiswa berarti menjadi manusia bebas.
Merdeka dalam ide, merdeka dalam pengambilan keputusan. Karena manusia makhluk
relatif, maka tidak mungkin tidak pernah salah. Maka sikap yang benar bukanlah
sikap yang tunduk dan patuh pada manusia lain, tapi terus-menerus bersikap
kritis tanpa pandang bulu kepada siapapun.
Organisasi mahasiswa harus menjadi kawah candradimuka
yang mencetak pemimpin bangsa masa depan. Out put pemimpin yang dihasilkan
harus mampu menuntaskan persoalan Negara masa lalu yang belum tuntas, persoalan
terkini dan menerjemahkan yang akan datang dan diselesaikan menggunakan
perspektif Pancasila sebagai ideologi negara.
Sebagai anak bangsa, sudah sewajarnya kader-kader
organisasi mahasiswa sadar akan persoalan yang dihadapi negaranya. Kalau
mahasiswa hanya sibuk pada rutinitas remeh dan individual, lalu diperparah
dengan rasa bosan pada berita korupsi yang menggila, maka lengkap sudah awan
mendung masa depan Negara ini.
Saya tidak percaya pada mahasiswa yang hanya sibuk
pacaran, main game dan menghabiskan waktunya berdebat soal siapa pacar baru
artis idola, dapat berkontribusi bagi penyelamatan bangsa dari ancaman
intoleransi. Bagaimana mungkin Negara ini dapat bersaing dengan Negara lain,
kalau Pemudanya sibuk bergalau-galau ria?
Lantas cerita apa yang nantinya akan terukir untuk bangsa ini jika keadaan para
calon-calon pengisi kekosongan di kursi tertinggi negara ini nantinya sangat
memprihatinkan, Apakah kita masih saja seperti ini tak ada langkah lebih jauh
untuk kita membumi?
Masa depan seperti apakah nantinya yang diperoleh
Bangsa Ini? Apakah Ada Jaminan lebih
untuk lebih maju atau hanya seperti ini saja keadaan yang diinginkan tanpa melihat
peluang yang besar di genggaman para anak muda sekarang ini. Kita lihat saja
nanti semoga kedepannya pemikiran mahasiswa “zaman now” dapat beralih dan
memunculkan pemikiran yang besar dalam memberikan perubahan dan kemajuan bukan
bagi diri pribadi tapi untuk bangsa kita ini.
Komentar
Posting Komentar